Cari Blog Ini

Sunday, April 30, 2017

Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia

Materi Kuliah Perekonomian Indonesia, tentang Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia.
Download File Disini

Saturday, April 29, 2017

Bisnis Kuliner Ala Artis

         Bisnis di bidang kuliner memang menjanjikan. Pasalnya makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok dari semua orang. Peluang tersebut yang dilirik oleh beberapa selebriti untuk membuka usaha di bidang kuliner.

        Meskipun banyak orang beranggapan jika bekerja di dunia hiburan sudah bergelimang harta. Akan tetapi, selebriti ini tidak ingin hanya menggantungkan hidupnya dipanggung hiburan saja.

         Selebriti-selebriti ini menjadikan bisinis kuliner sebagai bekal saat nama mereka sudah tidak bersinar lagi di dunia hiburan. walaupun usaha kuliner ini dibuka oleh selebriti, tetapi harga yang mereka tawarkan masih terjangkau oleh semua kalangan.

inilah beberapa selebriti yang membuka usaha di bidang kuliner.

1. Raffi Ahmad. 

Setelah baru-baru ini membuka sebuah salon kecantikan, kini Raffi Ahmad melirik bisnis kuliner. Menurut selebriti kelahiran 17 Februari 1987 ini mempersembahkan bisnis kuliner yang diberi nama Raden Food ini untuk anaknya, Rafathar. Raden sendiri diambil dari nama Raffi dan rekan bissnisnya bernama Denny. Raden Food mengandalkan menu nasi lidah sapi yang dipotong kecil-kecildan disajikanseperti dalam keamasan dimakan di manapun.



2. Darius Sintharya-Donna Agnesia. 

Pasangan selebriti ini membuka usaha kuliner yang diberi nama Meet The Beef yang terletak di Jalan Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sesuai dengan namanya, restoran ini menyediakan berbagai hidangan yang terbuat dari daging.




3.Vicky Shu.

Artis cantik kelahiran 8 Juli 1987 ini memilih bisnis kuliner dengan membuka restoran Jepang. Selain membuka bisnis kuliner, Vicky Shu juga mempunyai bisnis dibidang fashion. Bisnis kuliner milik Vicky Shu ini dibuka di Bandung.





4. Titi Kamal.
Istri Christian Sugiono ini membuka sebuah restoran yang mengajikan masakan khas Sunda. Restoran yang diberi nama Riung Sari ini terletak di Jln.Ir.Juanda No.6 Jakarta Pusat.Selain Riung Sari, pemain Ada Apa dengan Cinta ini juga mempunyaisebuah warung iga sapi yang diberi nama Warung Tekko.




5. Nagita Slavina.
Usai melahirkan anak pertamanya, Nagita Slavina dibantu oleh Raffi Ahmad membuka bisnis kuliner yang diberi nama Raja Nikmat. Bertempat di Southbox menjadi suatu hal yang spesial karena salah satu pendiri tempat itu ialah adik dari Nagita. Selain itu alasan mereka berdua  terus melebarkan bisnisnya karena investasi lebih menjanjikan ketimbang terus bekerja di dunia hiburan.






        
           Sebenarnya mungkin masih banyak artis yang berbisnis kuliner. Namun, paparana di atas tersebut hanya sebagai gambaran saja. Karena, memang bisnis kuliner sangat menjanjikan. Pasarnya jelas dan semua orang suka dengan yang namanya makanan, sebagai kebutuhan primer manusia.

         Dari beberapa contoh diatas, tentunya  bisnis kuliner merupakan bisnis yang bagus untuk ditekuni. Bagaimanapun ini memberikan peluang kepada siapa saja yang ingin mengeluti bisnis kuliner. tinggal dipikirkan terlebih dahulu kuliner jenis apa yang akan dijual, karena kekhasan sangat dibutuhkan dalam bisnis ini.




Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Indonesia

        
Sumber  : @karmilaa03 (instagram)
      Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.

      Penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas akhir-akhir ini terus menurun, karena keterbatasan teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahan daya saing ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah. Sehingga, kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu disebabkan ketidakstabilan keamana dan terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruk yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat bersaing di pasar internasional.

    Berdasarkan hal diatas,maka pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. Sektor ini diyakini tidak hanya sekedar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu mengentasakan kemiskinan.



    Dilihat dari kecamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, yaitu:
1.  Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expection) wisatawan.
2.   Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunannya hotel atau restoran, akan diperlukan tenaga kerja/karyawan yang cukup banyak. 
3.   Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi daripengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.
4.    Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Setiap wisatawan belanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
5.    Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau gross domestic bruto (GDB).
6.    Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industry pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.
7.    Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pariwisata mengalami surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran.



Sunday, April 23, 2017

Pembakaran Lemak (Fat Burning)

Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dan perlu diperhatikan dalam membakar lemak tubuh.

1.    Energy in, energy out
Tubuh manusia membakar energy yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Beberapa banyak kalori nutrisi (energy in) yang akan dibakar, yang mana lebih banyak antara glukosa danprotein, ditentukan oleh jenisaktivitas fisik (energy out).

Jika energy yang dipakai lebih besar dari energy yang masuk, tubuhmembakar simpanan lemak dan glukosa, termasuk protein. Sebaliknya, jika energimasuk berlebihan, maka tubuh akan menyimpan kelebihan energy itu kebanyakan dalam bentuk lemak.

2.    Antara glukosa, lemak dan protein
Kalau kekurangan kalori, yang pertama dibakar adalah glukosa. Tapi, persedian glukosa dalam bentuk glukogen (dalam bentuk glycogen) ini sangat cepat habis, sehingga segera membakar lemak. Protein (diotot) juga segera turut dibakar.

Sumber energi utama tubuh adalah lemak dari karbohidrat: setiap aktivitas fisik maka campuran KH dan lemak inilah yang dibakar. Perbandingan pembakaran lemak dan glukosatergantung kepada intensitas dan lamanya eksesais.

3.    Zone pemabakar lemak
Perbandingan pembakaran lemak banding glukosa untuk eksesais yang lambat/ ringan rasionya 60/40; sedangkan latihan yang lebih berat rasionya 30/70. Sebagai contoh, berjalan pada treadmill 30 menit, membakar 400 kalori; dan 120 kal (30%) dari lemak.

4.    Otot kurang memebakar energy lemak 
Latihan otot diharapkan juga dapat membakar lemak. Etapi ternyata, latihan otot hanya membantu sedikit pembakaran lemak. Jadi pemberian latihan kekuatan otot (weight training) tidak mempunyai hubungan yang erat dengan ata pengaruh yang besar terhadap usaha membakar fat.

5.    Getting the afterburn
Factor lamanya latihan penting dalam pembakaran lemak; bukan intensitas atau beratnya latihan.  Alasannya, akan terjadi pembakaran berkelanjutan (afterburn) dimana lemak akan dibakar jika glukosa mengalami penurunan, atau tinggi pembakaran.

Prinsip olahraga yang membakar lemak adalah kombinasi olahraga aerobic dan anerobic, dengan intensitas sedang, frekuensi 5-7 hari seminggu,durasi cukup lama, dan dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.


Saturday, April 22, 2017

Pengendalian Obesitas (Kegemukan dan berat badan lebih)

Sumber Gambar : cirebontrust

Obesitas (Kegemukan dan berat badan lebih) merupakan gangguan kronik baru yang segera menjadi pandemic global yang cukup sulit sekali dikendalikan. 

Faktor Risiko Obesitas
Faktor risiko obesitas adalah factor-faktor yang mengakibatkan kalori berlebih, karena asupan makanan yang berlebih atau pembakaran yang kurang dari gerak olahgara yang kurang, sehingga kalori berlebih itu disimpan sebagai lemak.
Faktor risiko obesitas dapat bersumber dari satu atau lebih dari factor-faktor berikut ini: (Gormley,189)
  1.  Genetik
  2.  Behavior (perilaku)
  3. Lingkungan
  4. Sosial
  5. Ekonomi
  6. Penyakit
  7. Psikologi

Manajemen Pengendalian Kegemukan
Pengendalian obesitas umumnya berarti penurunan berat badan hingga mencapai berat badan normal. Dengan cara:
  • Menghentikan pertambahan berat yang berlangsung sekarang.
  • Menurunkab BB secara bertahap
  • Melanjutkan upaya penurunan BB yang sudah tercapai
  • Mempertahankan target BB yang ada
Strategi pengendalian berat badan terdiri atas:
  1. Pilihan makanan low-fat dan low-calorie 
  2. Makan porsi lebih kecil
  3. Minum air putih di banding minuman bergula
  4. Lakukan aktivitas
  5. Jika perokok, berhentilah merokok.

Manajemen Diet Obesitas
Intinya, penurunan berat badan tidak bias hanya dilakukan dengan diet, tetapi harus dengan olahraga untuk meningkatkan pengeluaran energi dan membakar lemak.

Olahraga untuk obesitas 

Olahraga ditujukan untuk mengatur berat badan dalam pengertian :
  •  Menghentikan pertambahan berat badan yang berlangsung pada seorang berat normal
  • Menghentikan pertambahan berat badan seorang yang sudah obesitas.
  • Menurunkan berat badan penderita obesitas.
Karakteristik utama olahraga untukorang gemuk adalah yang mampu membakar lemak tubuh sebanyak-banyaknya.
Keberhasilan penurunan berat di evaluasi berdasarkan benyaknya penuruna lemak.
 Berhenti Merokok   
Penderita obesitas dianjurkan berhenti merokok, bukan menurunkan berat badan , tetapi untuk  menghindari peningkatan risiko akibat lanjutdari obesitas seperti penyakit jantung dan paru kronik. 



Sumber : Nsdjib Bustan,M. manajemen Pengemdalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta :Rineka Cipta, 2015

Friday, April 21, 2017

Tujuan dan Manfaat Pariwisata Indonesia

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan Instruksi Predisen RI No.9 tahun 1969. Dalam pasal 3 disebutkan,bahwa:

Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtaraan masyarakat dan Negara.

Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:
1.   Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.
2.      Memperkenalkan dan mendayagunakan keindhan alam dan kebudayaan Indonesia.
3.      Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comersial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahna hingga kembali ke rumahnay tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pe,berian pelayanannya.
Sedangkan manfaat pariwisata, adalah:
1.      Menciptakan lapangan kerja.
2.   Menignkatkan penghasilan bagi masyarakat, baik dari pelayana jasa maupun dari penjualan barang cinderamata.
3.      Meningkatkan pendapatan negara.
4.      Mendorong pembangunan daerah.
5.      Menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.

Monday, April 17, 2017

Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisatawan untuk melakukan wisata dipengaruhi oleh beberapa factor yang berkaitan dengan tujuan wisata, yaitu :
  1. Natural amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada dalam. Contoh : iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.
  2. Man made supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah,kebudayaan, dan religi.
  3. Way of life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.
  4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.

Tourist Service adalah fasilitas yang digunakan dan aktivitas yang dilakukan dimana pengadaanya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik maka kita harus mangembangkan tiga hal, yaitu :
  1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.
  2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang meanarik atau mempunyai cir khas tersendiri untuk dibeli.
  3. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut. 
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
  •  Harus mampu bersaing dengan objek wisata yan ada di daerah lain.
  • Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.
  • Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dibidang bangunandan pengembangan.
  • Harus menarik. 
Berikut komponen-komponen penting sebagai aya tarik wisata, yaitu :
1.      Sarana dan prasarana wisata.
Komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu :
a.       Produk nyata (tangible product)
Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan palayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara,laut,darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya.
b.   Sarana produk kepariswisataan, yaitu semua bentuk peusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Seperti: biro perjalanan wisata, agaen perjalanan, hotel/penginapan, rumah makan, transfortasi,dll.
2.      Septa pesona wisata.
Septa pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan alam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.
             
Unsur-unsur sapta pesona teersebut adalah:
  1.  Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya keselamatan jiwa dan fisik.
  2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan massyarakat.
  3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang meanampilkan suasana bebas darikotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.
  4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi dengan adanya penghijauan
  5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedapdipandang mata.
  6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.
  7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan sesorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
3.      Syarat suatu objek wisata dapat dikemabangkan.
Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut ( dalam Syamsuridjal,1997:2) yaitu :
a.    Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang bekunjung ketempat wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu :
1.    Site Attraction, yaitu daya tarikyang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.
2.    Event attraction, yaitu daya tarik yan dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat manusia.
b.  Accessblity, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebu.
c.   Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran.
d.    Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.

4.      Motif perjalanan wisata

Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini meerupakan suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskandirinya darirasa jenuh tersebut dengan tujuan untuk bersenang-senang.